PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN DAN 65 CONTOH MACAM MODEL PEMBELAJARAN (PDF (Di Akhir Postingan))
A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipakai untuk mengimplementasikan planning yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan mudah untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang sanggup dipakai untuk mengimplementasikan seni administrasi pembelajaran. Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau mekanisme pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh seni administrasi atau metode pembelajaran :
- Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
- Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
- Langkah-langkah mengajar yang duperlukan semoga model pembelajaran sanggup dilaksanakan secara optimal.
- Lingkungan berguru yang dibutuhkan semoga tujuan pembelajaran sanggup dicapai.
B. 65 CONTOH / MACAM PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU
1. Model Pembelajaran Koperatif (CL, Cooperative Learning).
Model Pembelajaran Koperatif sesuai dengan fitrah insan sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyatan itu, berguru berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling mengembangkan (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi alasannya ialah koperatif ialah miniature dari hidup bermasyarakat, dan berguru menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif ialah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep, menuntaskan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman semoga kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran koperatif ialah informasi, pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan.
2. Model Pembelajaran Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Model Pembelajaran Kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab verbal (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi berguru muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi aman – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual ialah acara siswa, siswa melaksanakan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.
Ada tujuh indokator pembelajarn kontekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questioning (eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi), learning community (seluruh siswa partisipatif dalam berguru kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan), inquiry (identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, menemukan), constructivism (membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, analisis-sintesis), reflection (reviu, rangkuman, tindak lanjut), authentic assessment (penilaian selama proses dan setelah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian se-objektif-objektifnya dareiberbagai aspek dengan banyak sekali cara).
3. Model Pembelajaran Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
Model Pembelajaran Realistik (RME, Realistic Mathematics Education) dikembangkan oleh Freud di Belanda dengan pola guided reinventiondalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, hukum uantuk dipakai dalam menuntaskan persoalan, proses dunia empirik) dan vertikal (reoorganisasi matematik melalui proses dalam dunia rasio, pengemabngan mateastika).
Prinsip RME ialah acara (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment (keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai acara sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).
4. Model Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning)
Model Pembelajaran Langsung (DL, Direct Learning), Ialahn pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada ketrampilan dasar akan lebih efektif jikalau disampaikan dengan cara pembelajaran langsung. Sintaknya ialah menyiapkan siswa, sajian informasi dan prosedur, latihan terbimbing, refleksi, latihan mandiri, dan evaluasi. Cara ini sering disebut dengan metode ceramah atau ekspositori (ceramah bervariasi).
5. Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning)
Kehidupan ialah identik dengan menghadapi masalah Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL, Problem Based Learning) ini melatih dan mengembangkan kemampuan untuk menuntaskan kasus yang berorientasi pada kasus otentik dari kehidupan positif siswa, untuk merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara ialah suasana kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan semoga siswa sanggup berpikir optimal.
Indikator model pembelajaran ini ialah metakognitif, klarifikasi terperinci (analisis), interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri
6. Model Pembelajaran Problem Solving
Model Pembelajaran Problem Solving mendefinisikan kasus sebagai suatu problem yang tidak rutin, belum dikenal cara penyelesaiannya. Justru problem solving ialah mencari atau menemukan cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma). Sintaknya adalah: sajian permasalah yang memenuhi criteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan, siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi, menginvestigasi, menduga, dan kesudahannya menemukan solusi.
7. Model Pembelajaran Problem Posing
Bentuk lain dari Problem Solving adalah Model Pembelajaran Problem Posing, yaitu pemecahan kasus dngan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali kasus menjadi bagian-bagian yang lebih simple sehingga dipahami. Sintaknya adalah: pemahaman, jalan keluar, identifikasi kekeliruan, menimalisasi tulisan-hitungan, cari alternative, menyusun soal-pertanyaan.
8. Model Pembelajaran Problem Terbuka (OE, Open Ended)
Model Pembelajaran dengan problem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan permasalahan dengan pemecahan banyak sekali cara (flexibility) dan solusinya juga bisa bermacam-macam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinilitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi. Siswa dituntuk unrtuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban, tanggapan siswa beragam. Selanjtnya siswa juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai tanggapan tersebut. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses daripada produk yang akan membentiuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan, dan ragam berpikir.
Sajian kasus haruslah kontekstual kaya makna secara matematik (gunakan gambar, diagram, table), kembangkan permasalahan sesuai dengan kemampuan berpikir siswa, kaitakkan dengan materui selanjutnya, siapkan planning bimibingan (sedikit demi sedikit dilepas mandiri).
Sintaknya ialah menyajikan masalah, pengorganisasian pembelajaran, perhatikan dan catat respon siswa, bimbingan dan pengarahan, membuat kesimpulan.
9. Model Pembelajaran Probing-prompting
Model Pembelajaran Probing-prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian petanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan gres yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep-prinsip-aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan gres tidak diberitahukan.
Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif, siswa tidak bisa menghindar dari prses pembelajaran, setiap dikala ia bisa dilibatkan dalam proses tanya jawab. Kemungkinan akan terjadi susana tegang, namun demikian bisa dibiasakan. Untuk mengurangi kondisi tersebut, guru hendaknya serangkaian pertanyaan disertai dengan wajah ramah, bunyi menyejukkan, nada lembut. Ada canda, senyum, dan tertawa, sehingga suasana menjadi nyaman, menyenangkan, dan ceria. Jangan lupa, bahwa tanggapan siswa yang salah harus dihargai alasannya ialah salah ialah cirinya ia sedang belajar, ia telah berpartisipasi.
10. Model Pembelajaran Bersiklus (cycle learning)
Ramsey (1993) mengemukakan bahwa Model Pembelajaran efektif ialah secara Bersiklus, mulai dari eksplorasi (deskripsi), kemudian eksplanasi (empiric), dan diakhiri dengan aplikasi (aduktif). Eksplorasi berarti menggali pengetahuan prasyarat, eksplorasi berarti mengenalkan konsep gres dan alternative pemecahan, dan aplikasi berarti memakai konsep dalam konteks yang berbeda.
11. Model Pembelajaran Reciprocal Learning
Weinstein & Meyer (1998) penggagas Model Pembelajaran Reciprocal Learning mengemukakan bahwa dalam pembelajaran harus memperhatikan empat hal, yaitu bagaimana siswa belajar, mengingat, berpikir, dan memotivasi diri. Sedangkan Resnik (1999) mwengemukan bahwa berguru efektif dengan cara membaca bermakna, merangkum, bertanya, representasi, hipotesis.
Untuk mewujudkan berguru efektif, Donna Meyer (1999) mengemukakan cara pembelajaran resiprokal, yaitu: informasi, pengarahan, berkelompok mengerjakan LKSD-modul, membaca-merangkum.
12. Model Pembelajaran SAVI
Model Pembelajaran SAVI adalah pembelajaran yang menekankan bahwa berguru haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah SAVI sendiri ialah abreviasi dari: Somatic yang bermakna gerakan badan (hands-on, acara fisik) di mana berguru dengan mengalami dan melakukan; Auditory yang bermakna bahwa berguru haruslah dengan melaluui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; Visualization yang bermakna berguru haruslah memakai indra mata melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, memakai media dan alat peraga; dan Intellectualy yang bermakna bahawa berguru haruslah memakai kemampuan berpikir (minds-on) berguru haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan.
13. Model Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
Penerapan Model Pembelajaran TGT ini dengan cara mengelompokkan siswa heterogen, kiprah tiap kelompok bisa sama bisa berbeda. Setelah memperoleh tugas, setiap kelompok bekerja sama dalam bentuk kerja individual dan diskusi. Usahakan dinamika kelompok kohesif dan kompak serta tumbuh rasa kompetisi antar kelompok, suasana diskusi nyaman dan menyenangkan sepeti dalam kondisi permainan (games) yaitu dengan cara guru bersikap terbuka, ramah, lembut, santun, dan ada sajian bodoran. Setelah selesai kerja kelompok sajikan hasil kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.
Jika waktunya memungkinkan TGT bisa dilaksanakan dalam beberapa pertemuan, atau dalam rangka mengisi waktu setelah UAS menjelang pembagian raport. Sintaknya ialah sebagai berikut :
Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan
Siapkan meja turnamen secukupnya, missal 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja I diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya hingga meja ke-X ditempati oleh siswa yang levelnya paling rendah. Penentuan tiap siswa yang duduk pada meja tertentu ialah hasil akad kelompok.
Selanjutnya ialah pelaksanaan turnamen, setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa bisa mengerjakan lebih dari satu soal dan hasilnya diperiksa dan dinilai, sehingga diperoleh skor turnamen untuk tiap individu dan sekaligus skor kelompok asal. Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium.
Bumping, pada turnamen kedua (begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan pergeseran kawasan duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama, begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama.
Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan penghargaan kelompok dan individual.
14. Model Pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, Kinestetic)
Model Pembelajaran VAK ini menganggap bahwa pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, dengan perkataan lain manfaatkanlah potensi siswa yang telah dimilikinya dengan melatih, mengembangkannya. Istilah tersebut sama halnya dengan istilah pada SAVI, dengan somatic ekivalen dengan kinesthetic.
15. Model Pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
Model Pembelajaran AIR ini ibarat dengan SAVI dan VAK, bedanya hanyalah pada Repetisi yaitu pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui tunjangan kiprah atau quis.
16. Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualy)
Model Pembelajaran TAI adalah terjemahan bebas dari istilah di atas ialah Bantuan Individual dalam Kelompok (Bidak) dengan karakteristik bahwa (Driver, 1980) tanggung jawab berguru ialah pada siswa. Oleh alasannya ialah itu siswa harus membangun pengetahuan tidak mendapatkan bentuk jadi dari guru. Pola komunikasi guru-siswa ialah perundingan dan bukan imposisi-intruksi.
Sintaksi BidaK berdasarkan Slavin (1985) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan berikan materi asuh berupak modul, (2) siswa berguru kelompok dengan dibantu oleh siswa pintar anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban, saling mengembangkan sehingga terjadi diskusi, (3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.
17. Model Pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division)
Model Pembelajaran STAD adalah salah satu model pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan materi belajar-LKS-modul secara kolaboratif, sajian-presentasi kelompok sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa atau kelompok, umumkan rekor tim dan individual dan berikan reward.
18. Model Pembelajaran NHT (Numbered Head Together)
Model Pembelajaran NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa mempunyai nomor tertentu, berikan problem materi materi asuh (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama menerima kiprah yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama sesuai kiprah masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas, kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.
19. Model Pembelajaran Jigsaw
Model Pembelajaran Jigsaw ini termasuk pembelajaran koperatif dengan sintaks sepeerti berikut ini. Pengarahan, informasi materi ajar, buat kelompok heterogen, berikan materi asuh (LKS) yang terdiri dari beberapa pecahan sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahasa pecahan tertentu, tiap kelompok materi berguru sama, buat kelompok jago sesuai pecahan materi asuh yang sama sehingga terjadi kolaborasi dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksana tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
20. Model Pembelajaran TPS (Think Pairs Share)
Model Pembelajaran TPS (Think Pairs Share) ini tergolong tipe koperatif dengan sintaks: Guru menyajikan materi klasikal, berikan problem kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
21. Model Pembelajaran GI (Group Investigation)
Model Pembelajaran koperatif tipe GI dengan sintaks : Pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas, rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan laba di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah), pengolahan data penyajian data hasi investigasi, presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
22. Model Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis)
Model Pembelajaran MEA (Means-Ends Analysis) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan kasus dengan sintaks: sajikan materi dengan pendekatan pemecahan kasus berbasis heuristic, klarifikasi terperinci menjadi sub-sub kasus yang lebih sederhana, identifikasi perbedaan, susun sub-sub kasus sehingga terjadli koneksivitas, pilih seni administrasi solusi.
23. Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving)
Model Pembelajaran CPS (Creative Problem Solving) ini juga merupakan variasi dari pembelajaran dengan pemecahan kasus melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menuntaskan suatu permasalahan. Sintaksnya adalah: mulai dari fakta positif sesuai dengan materi materi asuh melalui tanya jawab lisan, identifikasi permasalahan dan fokus-pilih, mengolah pikiran sehingga muncul gagasan asli untuk menentukan solusi, presentasi dan diskusi.
24. Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write)
Model Pembelajaran TTW (Think Talk Write) dimulai dengan berpikir melalui materi bacaan (menyimak, mengkritisi, dan alternative solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan kemudian buat laopran hasil presentasi. Sintaknya adalah: informasi, kelompok (membaca-mencatatat-menandai), presentasi, diskusi, melaporkan.
25. Model Pembelajaran TS-TS (Two Stay – Two Stray)
Model Pembelajaran TS-TS (Two Stay – Two Stray) adalah dengan cara siswa mengembangkan pengetahuan dan pengalaman dengan kelompok lain. Sintaknya ialah kerja kelompok, dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk mendapatkan dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali ke kelompok asal, kerja kelompok, laporan kelompok.
26. Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending)
Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Refleting, Extending) sintaknya ialah (C) koneksi informasi lama-baru dan antar konsep, (0) organisasi wangsit untuk memahami materi, (R) memikirkan kembali, mendalami, dan menggali, (E) mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan.
27. Model Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review)
Model Pembelajaran SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, Review) adalah seni administrasi membaca yang sanggup mengembangkan meta kognitif siswa, yaitu dengan menugaskan siswa untuk membaca materi berguru secara seksama-cermat, dengan sintaks: Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatat-menandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapa, bagaimana, darimana) perihal materi bacaan (materi materi ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabannya, Recite dengan pertimbangkan tanggapan yang diberikan (catat-bahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang menyeluruh
28. Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review)
Model Pembelajaran SQ4R (Survey, Question, Read, Reflect, Recite, Review) adalah pengembangan dari SQ3R dengan menambahkan unsur Reflect, yaitu acara memperlihatkan teladan dari materi bacaan dan membayangkan konteks positif yang relevan.
29. Model Pembelajaran MID (Meaningful Instructionnal Design)
Model Pembelajaran MID (Meaningful Instructionnal Design) adalah pembelajaran yang mengutamakan kebermaknaan berguru dan efektifivitas dengan cara membuat kerangka kerja-aktivitas secara konseptual kognitif-konstruktivis. Sintaknya ialah (1) lead-in dengan melaksanakan kegiatan yang terkait dengan pengalaman, analisi pengalaman, dan konsep-ide; (2) reconstruction melaksanakan fasilitasi pengalaman belajar; (3) production melalui ekspresi-apresiasi konsep
30. Model Pembelajaran KUASAI
Model Pembelajaran KUASAI akan efektif dengan melibatkan enam tahap berikut ini, Kerangka pikir untuk sukses, Uraikan fakta sesuai dengan gaya belajar, Ambil pemaknaan (mengetahui-memahami-menggunakan-memaknai), Sertakan ingatan dan hafalkan kata kunci serta koneksinya, Ajukan pengujian pemahaman, dan Introspeksi melalui refleksi diri perihal gaya belajar.
31. Model Pembelajaran CRI (Certainly of Response Index)
Model Pembelajaran CRI (Certainly of Response Index) digunakan untuk mengobservasi proses pembelajaran yang berkenaan dengan tingkat keyakinan siswa perihal kemampuan yang dimilikinya untuk menentukan dan memakai pengetahuan yang telah dimilikinya. Hutnal (2002) mengemukakan bahwa CRI memakai rubric dengan penskoran 0 untuk totally guested answer, 1 untuk amost guest, 2 untuk not sure, 3 untuk sure, 4 untuk almost certain, dn 5 untuk certain.
32. Model Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving)
Model Pembelajaran DLPS (Double Loop Problem Solving) adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan kasus dengan pemfokusan pada pencarian kausal (penyebab) utama dari timbulnya masalah, jadi berkenaan dengan tanggapan untuk pertanyaan mengapa. Selanjutnya menuntaskan kasus tersebut dengan cara menghilangkan gap yang mengakibatkan munculnya kasus tersebut.
Sintaknya adalah: identifkasi, deteksi kausal, solusi tentative, pertimbangan solusi, analisis kausal, deteksi kausal lain, dan planning solusi yang terpilih. Langkah penyelesai kasus sebagai berikurt: menuliskan pernyataan kasus awal, mengelompokkan gejala, menuliskan pernyataan kasus yang telah direvisi, mengidentifikasi kausal, implementasi solusi, identifikasi kausal utama, menemukan pilihan solusi utama, dan implementasi solusi utama.
33. Model Pembelajaran DMR (Diskursus Multy Reprecentacy)
Model Pembelajaran DMR (Diskursus Multy Reprecentacy) adalah pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan, penggunaan, dan pemanfaatan banyak sekali representasi dengan setting kelas dan kerja kelompok. Sintaksnya adalah: persiapan, pendahuluan, pengembangan, penerapan, dan penutup.
34. Model Pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)
Terjemahan bebas dari Model Pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading, and Composition) adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok. Sintaksnya adalah: membentuk kelompok heterogen 4 orang, guru memperlihatkan wacana materi bacaan sesuai dengan materi materi ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci, memperlihatkan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan hasil kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, refleksi.
35. Model Pembelajaran IOC (Inside Outside Circle)
Model Pembelajaran IOC (Inside Outside Circle) adalah mode pembelajaran dengan sistim bundar kecil dan bundar besar (Spencer Kagan, 1993) di mana siswa saling membagi informasi pada dikala yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Sintaksnya adalah: Separu dari jumlah siswa membentuk bundar kecil menghadap keluar, separuhnya lagi membentuk bundar besar menghadap ke dalam, siswa yang berhadapan mengembangkan informasi secara bersamaan, siswa yang berada di bundar luar berputar kemudian mengembangkan informasi kepada sahabat (baru) di depannya, dan seterusnya.
36. Model Pembelajaran Tari Bambu
Model Pembelajaran Tari Bambu ini memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan informasi pada dikala yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda secara teratur. Strategi ini cocok untuk materi asuh yang memerlukan pertukaran pengalaman dan pengetahuan antar siswa. Sintaksnya adalah: Sebagian siswa berdiri berjajar di depan kelas atau di sela bangku-meja dan sebagian siswa lainnya berdiri berhadapan dengan kelompok siswa pertama, siswa yang berhadapan mengembangkan pengalaman dan pengetahuan, siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya pada jajarannya, dan kembali mengembangkan informasi.
37. Model Pembelajaran Artikulasi
Model Pembelajaran Artikulasi adalah model pembelajaran dengan sintaks: penyampaian konpetensi, sajian materi, bentuk kelompok berpasangan sebangku, salah satu siswa memberikan materi yang gres diterima kepada pasangannya kemudian bergantian, presentasi di depan hasil diskusinya, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan.
38. Model Pembelajaran Debate
Model Pembelajaran Debate adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk berhadapan, siswa membaca materi materi asuh untuk dicermati oleh masing-masing kelompok, sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh kelompok lainnya begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan menambahkannya bila perlu.
39. Model Pembelajaran Role Playing
Sintak Model Pembelajaran Role Playing adalah : guru menyiapkan scenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari scenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan scenario yang telah dipelajarinya, kelompok siswa membahas kiprah yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, bimbingan penimpoulan dan refleksi.
40. Model Pembelajaran Talking Stick
Sintak Model Pembelajaran Talking Stick adalah : guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memperlihatkan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepad siswa lain dan guru memperlihatkan petanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing kesimpulan-refleksi-evaluasi.
41. Model Pembelajaran Snowball Throwing
Model Pembelajaran Snowball Throwing sintaknya adalah: Informasi materi secara umum, membentuk kelompok, pemanggilan ketua dan diberi kiprah membahas materi tertentu di kelompok, bekerja kelompok, tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan diberikan kepada kelompok lain, kelompok lain menjawab secara bergantian, penyimpulan, refleksi dan evaluasi
42. Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
Langkah-langkah Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining : informasi kompetensi, sajian materi, siswa mengembangkannya dan menjelaskan lagi ke siswa lainnya, kesimpulan dan evaluasi, refleksi.
43. Model Pembelajaran Course Review Horay
Langkah-langkah Model Pembelajaran Course Review Horay : informasi kompetensi, sajian materi, tanya jawab untuk pemantapan, siswa atau kelompok menuliskan nomor sembarang dan dimasukkan ke dalam kotak, guru membacakan soal yang nomornya dipilih acak, siswa yang punya nomor sama dengan nomor soal yang dibacakan guru berhak menjawab jikalau tanggapan benar diberi skor dan siswa menyambutnya dengan yel hore atau yang lainnya, tunjangan reward, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
44. Model Pembelajaran Demonstration
Model Pembelajaran Demonstration khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah: informasi kompetensi, sajian citra umum materi materi ajar, membagi kiprah pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, dikusi kelas, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
45. Model Pembelajaran Explicit Instruction
Model Pembelajaran Explicit Instruction cocok untuk memberikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah demi langkah bertahap. Sintaknya adalah: sajian informasi kompetensi, mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural, membimbing pelatihan-penerapan, mengecek pemahaman dan balikan, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
46. Model Pembelajaran Scramble
Model Pembelajaran Scramble sintaknya adalah: buatlah kartu soal sesuai marteri materi ajar, buat kartu tanggapan dengan diacak nomornya, sajikan materi, membagikan kartu soal pada kelompok dan kartu jawaban, siswa berkelompok mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk tanggapan yang cocok.
47. Model Pembelajaran Pair Checks
Model Pembelajaran Pair Checks dilakukan dengan cara siswa berkelompok berpasangan sebangku, salah seorang menyajikan problem dan temannya mengerjakan, pengecekan kebenaran jawaban, bertukar peran, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
48. Model Pembelajaran Make-A Match
Model Pembelajaran Make-A Match dilakukan dengan cara guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan kartu yang berisi jawabannya, setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu tanggapan yang cocok dengan persoalannya siswa yang benar menerima nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan dikocok, untuk babak berikutnya pembelajaran ibarat babak pertama, penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
49. Model Pembelajaran Mind Mapping
Model Pembelajaran Mind Mapping sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal siswa. Sintaknya adalah: informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat banyak sekali alternatif jawababan, presentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, penilaian dan refleksi.
50. Model Pembelajaran Examples Non Examples
Model Pembelajaran Examples Non Examples dapat dilakukan dengan cara persiapkan gambar, diagram, atau tabel sesuai materi materi asuh dan kompetensi, sajikan gambar ditempel atau pakai OHP, dengan petunjuk guru siswa mencermati sajian, diskusi kelompok perihal sajian gambar tadi, presentasi hasil kelompok, bimbingan penyimpulan, valuasi dan refleksi.
51. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model Pembelajaran Picture and Picture ialah sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi materi ajar, penyimpulan, penilaian dan refleksi.
52. Model Pembelajaran Cooperative Script
Model Pembelajaran Cooperative Script ditujukan untuk kelompok berpasangan sebangku, bagikan wacana materi materi ajar, siswa mempelajari wacana dan membuat rangkuman, sajian hasil diskusi oleh salah seorang dan yang lain menanggapi, bertukar peran, penyimpulan, penilaian dan refleksi.
53. Model Pembelajaran LAPS-Heuristik
Model Pembelajaran LAPS-Heuristik adalah rangkaian pertanyaan yang bertisfat tuntunan dalam rangka solusi masalah. LAPS ( Logan Avenue Problem Solving) dengan kata Tanya apa masalahnya, adakah alternative, apakah bermanfaat, apakah solusinya, dan bagaimana sebaiknya mengerjakannya. Sintaks: pemahaman masalah, rencana, solusi, dan pengecekan.
54. Model Pembelajaran Improve
Model Pembelajaran Improve adalah singkatan dari Introducing new concept, Metakognitive questioning, Practicing, Reviewing and reducing difficulty, Obtaining mastery, Verivication, Enrichment. Sintaknya ialah sajian pertanyaan untuk mengantarkan konsep, siswa latihan dan bertanya, balikan-perbaikan-pengayaan-interaksi.
55. Model Pembelajaran Bas Generatif
Model Pembelajaran Bas Generatif adalah konstruksivisme dengan sintaks orintasi-motivasi, pengungkapan ide-konsep awal, tantangan dan restruturisasi sajian konsep, aplikasi, ranguman, evaluasi, dan refleksi.
56. Model Pembelajaran Circuit Learning
Model Pembelajaran Circuit Learning ialah dengan memaksimalkan pemberdayaan pikiran dan perasaan dengan pola bertambah dan mengulang. Sintaknya ialah kondisikan situasi berguru aman dan focus, siswa membuat catatan kreatif sesuai dengan pola pikirnya-peta konsep-bahasa khusus, Tanya jawab dan refleksi
57. Model Pembelajaran Complete Sentence
Model Pembelajaran Complete Sentence adalah dengan sintakas: siapkan blanko isian berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap, sampaikan kompetensi, siswa ditugaskan membaca wacana, guru membentuk kelompok, Lomba Kompetensi Siswa dibagikan berupa paragraph yang kalimatnya belum lengkap, siswa berkelompok melengkapi, presentasi.
58. Model Pembelajaran Concept Sentence
Model Pembelajaran Concept Sentence prosedurnya ialah penyampaian kompetensi, sajian materi, membentuk kelompok heterogen, guru menyiapkan kata kunci sesuai materi materi ajar, tiap kelompok membuat kalimat berdasarkan kata kunci, presentasi.
59. Model Pembelajaran Time Token
Model Pembelajaran Time Token ini dipakai (Arebds, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial semoga siswa tidak mendominasi pembicaraan atau membisu sama sekali. Langkahnya ialah kondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi, tiap siswa diberi kupon materi omongan (1 menit), siswa berbicara (pidato-tidak membaca) berdasarkan materi pada kupon, setelah selesai kupon dikembalikan.
60. Model Pembelajaran Take and Give
Model Pembelajaran Take and Give adalah dengan sintaks, siapkan kartu dengan yang berisi nama siswa – materi berguru – dan nama yang diberi, informasikan kompetensi, sajian materi, pada tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari sahabat dan saling informasi perihal materi atau pendalaman-perluasannya kepada siswa lain kemudian mencatatnya pada kartu, dan seterusnya dengan siswa lain secara bergantian, penilaian dan refleksi
61. Model Pembelajaran Superitem
Model Pembelajaran Superitem ini dengan cara memperlihatkan kiprah kepada siswa secara bertingkat-bertahap dari simpel ke kompleks, berupa pemecahan masalah. Sintaksnya ialah ilustrasikan konsep konkret dan gunakan analogi, berikan latihan soal bertingkat, berikan sal tes bentuk super item, yaitu mulai dari mengolah informasi-koneksi informasi, integrasi, dan hipotesis.
62. Model Pembelajaran Hibrid
Model Pembelajaran Hibrid adalah adonan dari beberapa metode yang berkenaan dengan cara siswa mengadopsi konsep. Sintaknya ialah pembelajaran ekspositori, koperatif-inkuiri-solusi-workshop, virtual workshop memakai computer-internet.
63. Model Pembelajaran Treffinger
Model Pembelajaran Treffinger adalah pembelajaran kreatif dengan basis kematangan dan pengetahuan siap. Sintaks : keterbukaan-urun ide-penguatan, penggunaan wangsit kreatif-konflik internal-skill, proses rasa-pikir kreatif dalam pemecahan kasus secara berdikari melalui pemanasan-minat-kuriositi-tanya, kelompok-kerjasama, kebebasan-terbuka, reward.
64. Model Pembelajaran Kumon
Model Pembelajaran Kumon adalah pembelajaran dengan mengaitkan antar konsep, ketrampilan, kerja individual, dan menjaga suasana nyaman-menyenangkan. Sintaksnya adalah: sajian konsep, latihan, tiap siswa selesai kiprah pribadi diperiksa-dinilai, jikalau keliru pribadi dikembalikan untuk diperbaiki dan diperiksa lagi, lima kali salah guru membimbing.
65. Model Pembelajaran Quantum
Model Pembelajaran Quantum memandang pelaksanaan pembelajaran ibarat permainan musik orkestra-simfoni. Guru harus membuat suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai. Prinsip quantum ialah semua berbicara-bermakna, semua mempunyai tujuan, konsep harus dialami, tiap perjuangan siswa diberi reward. Strategi quantum ialah tumbuhkan minat dengan AMBak, alami-dengan dunia realitas siswa, namai-buat generalisasi hingga konsep, demonstrasikan melalui presentasi-komunikasi, ulangi dengan Tanya jawab-latihan-rangkuman, dan rayakan dengan reward dengan senyum-tawa-ramah-sejuk-nilai-harapan.
Rumus quantum fisika asdalah E = mc2, dengan E = energi yang diartikan sukses, m = massa yaitu potensi diri (akal-rasa-fisik-religi), c = communication, optimalkan komunikasi + dengan acara optimal.
Untuk teman-teman yang membutuhkan 65 Macam Pengetian Model Pembelajaran Terpadu dalam versi PDF (DISINI)
Untuk teman-teman yang membutuhkan 65 Macam Pengetian Model Pembelajaran Terpadu dalam versi PDF (DISINI)