-->

Pengertian, Ciri, Pola Dan Cara Membedakan Fakta Dan Opini Dalam Laporan Lisan

Berikut ini ialah artikel yang menjelaskan ihwal Membedakan fakta dan opini dalam laporan lisan, fakta, opini, definisi fakta, definisi opini, Perbedaan Fakta dan Opini, Berita fakta, Opini, pengertian berita, pola berita, teks berita, ciri-ciri fakta, ciri-ciri opini, pola fakta, pola opini, pola fakta dan opini, pengertian fakta, pengertian opini

Pengertian Fakta dan Opini

Fakta adalah suatu peristiwa/hal/keadaan yang benar-benar terjadi dan sanggup dibuktikan kebenarannya, fakta diharapkan sebagai pembuktian terhadap kebenaran yang disampaikan. Fakta sanggup dikenali oleh indra dan juga sanggup diukur secara kualitatif.

Ciri-ciri Fakta 

  1. Dapat dibuktikan kebenarannya
  2. Bersifat Objektif
  3. Berdasarkan kenyataan yang terjadi
Opini adalah pendapat, yaitu merupakan pandangan maupun anggapan seseorang terhadap suatu insiden atau permasalahan tertentu. Setiap orang sanggup saja memiliki gagasan atau pengamatan yang sama terhadap sebuah fakta, namun pandangan atau opini seseorang sanggup jadi berbeda-beda. Hal ini tergantung dari sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing orang.

Ciri-ciri Opini 

  1. Kurang sanggup untuk dibuktikan kebenarannya
  2. Bersifat Objektif
  3. Berdasarkan perasaan, perkiraan, atau kemungkinan

Contoh Fakta dan Opini

Fakta : Roti terbuat dari gabungan tepung dan telur (Merupakan fakta dan sanggup dibuktikan kebenarannya)
Opini : Roti itu lezat rasanya (Merupakan pendapat atau opini yang belum sanggup dibuktikan kebenarannya)

Membedakan Fakta dan Opini dalam Laporan Lisan

Telah dijelaskan pada pelajaran terdahulu bahwa sebuah laporan sanggup memuat fakta dan opini/pendapat. Demikian halnya dengan berita. Meskipun lebih sering didominasi oleh fakta, informasi juga sanggup mengandung opini atau pendapat.

Mengapa informasi sanggup memuat opini? Barangkali definisi informasi dari Dja’far H. Assegaff  di bawah ini sanggup menjadi jawaban.
Berita adalah laporan ihwal fakta atau wangsit yang termasa (baru), yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian (media massa-penulis) untuk disiarkan, yang sanggup menarik perhatian pembaca. 
Entah alasannya ialah luar biasa, entah alasannya ialah pentingnya, atau akibatnya, entah pula alasannya ialah ia meliputi segi-segi human interest, ibarat humor, emosi, dan ketegangan. Contoh di bawah ini ialah buktinya (yang dicetak tebal miring).

Sebuah kendaraan beroda empat Toyota Hardtop terjungkal ke dasar Sungai Sompok, Semarang Selatan, pagi kemarin (17/8/07). Kecelakaan ini diduga akhir kendaraan beroda empat mengalami rem blong. Pengemudi, Sukamto, warga Jombang, hanya mengalami lecet di bab kaki. (Seputar Indonesia, 18 Februari 2007: 2)

Contoh Berita 


Korban KM Senopati Diperiksa Polda Jatim

SURABAYA-Empat korban selamat KM Senopati Nusantara, Jumat (1/2), diperiksa di ruang unit Pidana Ekonomi (Pidek) Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrim) Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur. Mereka ialah Siswanto, Astuti, Sutarni, dan Ahmad Shodiqin.

    Didampingi pengacara Muhammad Sholeh SH, para korban dan keluarga korban yang selamat itu mulai menjalani investigasi sekitar pukul 14.00 WIB. ”Kami melapor ke Polda Jatim, alasannya ialah konsentrasi keluarga korban memang di Surabaya untuk mencari kepastian anggota keluarganya,’’ katanya. 

    Soleh mengatakan, keluarga korban dan korban selamat terpaksa melapor alasannya ialah polisi selama ini belum ada kemauan baik untuk melaksanakan pengusutan. ”Prinsipnya, kami ingin ada pengusutan untuk memperjelas, apakah tenggelamnya KM Senopati pada 30 Desember 2006 merupakan kelalaian insan atau faktor alam,’’ tegasnya.

    Sholeh mengatakan, korban yang selamat umumnya menilai tenggelamnya KM Senopati
Nusantara merupakan kesengajaan dari nakhoda atau ABK (anak buah kapal) serta PT Prima
Vista selaku pemilik kapal. Untuk itu, mereka diduga melaksanakan pelanggaran Pasal 19 UU
Perlindungan Konsumen 8/1999.

    ‘’Indikasi kesengajaan itu, kapal sudah oleng semenjak pagi dan kapal benar-benar karam pada malam hari. Tapi, mulai pagi hingga malam tak ada imbauan atau isyarat dari nakhoda untuk melaksanakan evakuasi dengan memakai sekoci atau pelampung,’’ kata Sholeh. Akibatnya, korban yang selamat umumnya mencari sekoci dan pelampung sendiri. Sedangkan ratusan korban lainnya akhirnya tewas alasannya ialah tidak mengerti prosedur evakuasi akhir tidak adanya informasi mengenai cara penyelamatan.

    ”Kami juga melaporkan pemalsuan dokumen, alasannya ialah manifes (daftar penumpang kapal) tidak sesuai dengan realita atau terjadi kelebihan penumpang yang menciptakan kapal menjadi rawan karam sehingga dalam hal ini diduga ada pelanggaran pasal pemalsuan dokumen dalam KUHP,’’ tandas Sholeh.

    Selain menggugat nakhoda, ABK, dan PT Prima Vista itu, para korban itu juga menggugat pemerintah selaku regulator. Hal ini alasannya ialah pemerintah dianggap tidak mengontrol kelayakan kapal. Apalagi, KM Senopati bekerjsama ialah kapal untuk melayani pelayaran jarak pendek, tapi ternyata malah digunakan sebagai kapal dengan trayek jarak jauh.

    Menanggapi investigasi korban KM Senopati itu, Kapolda Jatim, Irjen Pol Herman S Sumawiredja, menyatakan, pihaknya hanya membantu melaksanakan investigasi korban selamat sebagai saksi yang ada di Surabaya. ”Kalau sudah selesai, hasilnya akan kami serahkan ke Polda Jateng, alasannya ialah locus delictie (lokasi kejadian) di perairan Mandalika, Jepara, Jawa Tengah. Kita juga selalu koordinasi dengan Polda Jateng,’’ katanya.

Republika, 3 Februari 2007

Perbedaan Fakta dan Opini

Dari pengertian dan pola fakta dan opini pada klarifikasi diatas sanggup disimpulkan bahwa perbedaan antara fakta dan opini ialah fakta merupakan suatu peristiwa/ keadaan yang terjadi menurut kenyataan dan sanggup dibuktikan kebenarannya, sedangkan opini merupakan suatu gagasan atau pendapat seseorang yang belum sanggup dibuktikan kebenarannya alasannya ialah menurut asumsi dan perasaan.

LihatTutupKomentar