-->

Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Ruang

Break Even Point (BEP) ialah titik impas di mana posisi jumlah pendapatan dan biaya sama atau seimbang, sehingga tidak terdapat keuntungan ataupun kerugian dalam suatu perusahaan. Break Even Point ini digunakan untuk menganalisis proyeksi sejauh mana banyaknya jumlah unit yang diproduksi atau sebanyak apa uang yang harus diterima untuk mendapatkan titik impas atau kembali modal. Kemudian apa itu balik modal? Dalam istilah keuangan, balik modal ini disebut dengan ROI (Return on Investment), yaitu profit yang didapatkan dari usaha, seluruh modal yang sudah dikeluarkan akhirnya bisa kembali. Break Even Point sama dengan Titik Impas tapi tidak sama dengan Balik Modal. Anggapan yang selama ini ada bahwa BEP adalah balik modal, perlu diluruskan. Jadi, yang dimaksud dengan BEP atau titik impas adalah pendapatan usaha sama dengan modal yang dikeluarkan, tidak rugi dan juga tidak untung. Sedangkan yang dimaksud dengan balik modal adalah keuntungan yang dihasilkan dari pemasukan usaha, seluruh modal yang telah dikeluarkan (misal untuk sewa tempat, renovasi, membeli perlengkapan dsb) bisa kembali. Yang dalam istilah keuangan disebut dengan Return on Investment.

Manfaat Analisis Break Even Point (Titik Impas)
  1. Jumlah penjualan minimal harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
  2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
  3. Seberapa jauhkah yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu
  4. Seberapa jauhkah berkurangnya penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi
  5. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual biaya dan volume penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh
Analisa break even point (BEP) dapat digunakan oleh usahawan untuk berbagai pengambilan keputusan, antara lain mengenai:
  1. Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  2. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
  3. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian.
  4. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam analisis BEP, yaitu;
a. Biaya tetap:
Biaya tetap termasuk biaya yang sama terlepas dari berapa banyak jumlah barang yang kita jual. Seluruh biaya mendirikan usaha, seperti biaya sewa, asuransi dan komputer, dianggap sebagai biaya tetap karena kita harus menetapkannya sebelum kita menjual barang.

b. Biaya variabel:
Biaya variabel meliputi biaya yang timbul terus-menerus yang di serap dengan setiap unit yang kita jual. Misalnya jika kita menjalankan toko karajinan yang mengharuskan kita membeli bahan baku kerajinan dari perusahaan tertentu dengan harga Rp 10.000 per lembar, maka jumlah uang tersebut mewakili biaya variabel. Saat perusahaan dan penjualan meningkat, kita bisa mulai menyesuaikan tenaga kerja dan aspek lainnya sebagai biaya variabel jika memang sesuai dengan industri yang kita kembangkan.

Menghitung Biaya Pokok Produksi Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Ruang
Menghitung BEP membantu kita untuk menentukan kapankah bisnis tersebut akan mencapai titik impasnya, dimana BEP adalah kondisi pendapatan sama dengan biaya yang dikeluarkan. Jika kita bisa secara akurat memprediksikan biaya dan penjualan, menghitung BEP hanyalah sebuah perhitungan matematika yang sangat mudah. Sebuah usaha mencapai titik BEP ketika total pendapatan atau penjualan sama dengan total biayanya. Pada titik BEP, tidak ada keuntungan yang diraih atau kerugian yang diderita. Ada beberapa tipe biaya yang harus kita perhatikan ketika akan melakukan perhitungan BEP, yaitu:

a. Biaya tetap
Biaya ini akan tetap sama berapapun jumlah produk yang kita hasilkan. Semua biaya awal pendirian usaha seperti biaya sewa tempat, asuransi, komputer, mesin kassa, dan lain-lain adalah biaya tetap karena kita membelinya sebelum bisnis dijalankan.

b. Biaya Variabel
Biaya ini merupakan biaya berulang yang diserap oleh setiap produk yang kita hasilkan. Sebagai contoh, jika kita menjalankan usaha kerajinan hiasan dimana untuk pembuatan hiasan bunga, kita diharuskan membeli bahan kertas ke supplier seharga 1000 perlembar, maka biaya 1000 tersebut merupakan biaya variabel. Ketika bisnis kita tumbuh dan berkembang, kita bisa menjadikan biaya karyawan dan biaya lainnya sebagai biaya variabel.

Penetapan harga sangat penting dalam menghitung BEP. kita tidak akan dapat memprediksi pendapatan jika kita tidak tahu berapa harga per unit produk yang nantinya akan di jual. Harga per unit merupakan suatu nominal yang akan dibebankan ke konsumen untuk pembelian satu unit produk yang akan dijual.

Penentuan harga merupakan proses pengambilan keputusan yang tidak gampang. Baik dari sisi pengusaha maupun dari sisi konsumen. Banyak sekali riset di dunia marketing dan dunia psikologi mengenai bagaimana persepsi konsumen terhadap suatu harga. Sebelum menetapkan harga produk dan jasa, ada baiknya untuk membaca buku, artikel atau review tentang strategi harga dan psikologi harga terlebih dahulu.

Rumus menghitung BEP adalah sangat sederhana. Untuk menghitung BEP adalah biaya tetap, dibagi harga dikurangi biaya variabel. Persamaan ini menghasilkan rumus BEP sbb:
Kalkulasi rumus ini akan memberitahu kita jumlah unit produk yang harus terjual agar mencapai titik impasnya. Pada titik tersebut, kita sudah menutupi semua biaya yang terkait dengan memproduksi produk yang dihasilkan (biaya tetap dan biaya variabelnya).

Diatas titik BEP, setiap unit tambahan yang terjual akan meningkatkan keuntungan yag disebut dengan “unit contribution margin” dimana didefinisikan sebagai setiap jumlah unit yang memberikan kontribusi menutupi biaya tetap dan meningkatkan keuntungan. Persamaan rumusnya adalah:
Gunakan persamaan-persamaan diatas dalam spreadsheet seperti excel untuk mempermudah kita melakukan penyesuaian perubahan biaya dan penyesuaian harga jual sehingga mempermudah menghitung BEP. Sangat penting untuk memahami hasil dari perhitungan break even point. Contoh, jika dari hasil perhitungan, kita akan mencapai titik impas dengan penjualan sebanyak 500 unit, pikirkan apakah angka tersebut adalah angka yang masuk akal atau tidak. Jika kita tidak bisa menjual 500 unit dalam periode yang ditentukan, mungkin ini adalah pertanda bagi kita untuk memikirkan kelayakaan bisnis yang akan kita tekuni tersebut. Sebagai alternatif, coba telaah lebih dalam semua biaya, baik itu biaya tetap maupun biaya variabel dan identifikasikan bagian mana yang masih bisa dikurangi anggaran biayanya.

Evaluasi Hasil Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Usaha Kerajinan dari Bahan Limbah Berbentuk Bangun Ruang
Analisis break even merupakan suatu analisis yang digunakan oleh manajer dalam mengambil sebuah keputusan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kaitan antara biaya, volume penjualan, volume produksi yang nantinya untuk menentukan titik impas dimana perusahaan tidak mengalami kerugian maupun tidak mendapatkan keuntungan.  nalisis break even point sangat membantu manajemen dalam berbagai hal, misalnya dalam masalah dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, atau dampak peningkatan harga terhadap laba. Analisis ini sangat berguna bagi manajemen di dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Analisis break even merupakan cara atau teknik yang digunakan oleh manajer perusahaan untuk mengetahui tingkat penjualan berapakah perusahaan tidak mengalami laba dan tidak pula mengalami kerugian (Sigit , 2002:1). Impas adalah suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total penghasilan besarnya sama dengan total biaya atau besarnya laba konstribusi sama dengan total biaya tetap, dengan kata lain perusahaan tidak memperoleh laba tetapi juga tidak menderita rugi (Supriyono, 2000:332). Analisis break even point merupakan salah satu analisis keuangan yang sangat penting dalam perencanaan keuangan.

Analisis break even point biasanya lebih sering digunakan apabila perusahaan mengeluarkan suatu produk yang artinya dalam memproduksi sebuah produk tentu berkaitan dengan masalah biaya yang harus dikeluarkan kemudian penentuan harga jual serta jumlah barang atau jasa yang akan diproduksi atau dijual ke konsumen (Khasmir, 2008: 332).

Analisis break even point memiliki manfaat sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui hubungan volume penjualan ( produksi), harga jual, biaya produksi dan biaya-biaya lain serta mengetahui laba rugi perusahaan.
  2. Sebagai sarana merencanakan laba.
  3. Sebagai alat pengendalian (controlling) kegiatan operasi yang sedang berjalan.
  4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual.
  5. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kebijakan perusahaan misalnya menentukan usaha yang perlu dihentikan atau yang harus tetap dijalankan ketika perusahaan dalam keadaan tidak mampu menutup biaya-biaya tunai (Kuswadi, 2005:127).
LihatTutupKomentar